Agustus 26, 2012
Dari Sebuah Lamunan
Tersadar ku dari lamunanku. Lamunan yang mampu membuka semua
memori saat itu. Disitu aku mengingat semua tentangmu tentangku dan tentang
kita. Aku yang lemah. Tak bisa menahan diriku untuk terus menjelajahi semua
yang ada di setiap lamunanku. Yaah … itu cukup membuat diriku menangis malam ini.
Tangisan karena bahagia jika aku mengingatnya. Tangisan karena sedih jika aku merasakannya.
Sampai tangisan karena aku menahan amarah yang sangat sulit sekali untuk ku
jelaskan. Untuk kesekian kalinya aku mendapati situasi seperti ini. Situasi
dimana disaat aku sedang lemah seperti ini. Kemudian kau datang untuk membuatku
kembali berpikir. Yaah … berpikir. Kenapa kau datang disaat aku seperti ini ?
Kenapa kau datang disaat aku sedang memikirkanmu ? Perasaan ini terus memaksa
untuk mencari jawabannya. Tapi tak pernah bisa kudapati jawaban itu. Aku tak tahu aku harus merasa senang
sedih ataupun emosi. Yang jelas saat ini, saat kau datang. Hatiku merasa
bergetar. Jika aku tau kau masih menyapaku. Meskipun, menyapaku itu bukanlah
tujuanmu datang. Yang aku herankan. Kenapa sudah sejauh ini aku masih merasakan
getaran itu ? Apa iya rasa itu masih kusimpan untukmu ? Aku sendiri tak tahu.
Aku lebih memilih mengacuhkan rasa ini. Karena aku tahu, aku tak akan
mendapatkan balasan itu dari kamu. Yang aku tahu saat ini. Rasamu bukan
untukku. Tapi untuknya. Yaah … mau tak mau aku harus berlapang dada untuk
menerima kenyataannya. Kenyataan dimana memang bukan aku yang kamu mau. Memang
tak ada ruang untukku selain dia. Disisi lain aku juga tak akan berusaha untuk
menjadi dia. Karena ku sadari memang aku tak seperti dia. Dia yang cantik. Dia
yang manis. Dia yang pintar. Dia yang sempurna dimatamu. Ku akui itu semua
memang ada di dirinya. Dan itu bukanlah diriku. Tapi, sampai saat ini yang aku rasakan. Rasa
ini masih ada untukmu. Untukmu. Meskipun rasamu bukan untukku :’)
Langganan:
Postingan (Atom)