Social Icons

Pages

Agustus 26, 2012

Dari Sebuah Lamunan

Tersadar ku dari lamunanku. Lamunan yang mampu membuka semua memori saat itu. Disitu aku mengingat semua tentangmu tentangku dan tentang kita. Aku yang lemah. Tak bisa menahan diriku untuk terus menjelajahi semua yang ada di setiap lamunanku. Yaah … itu cukup membuat diriku menangis malam ini. Tangisan karena bahagia jika aku mengingatnya. Tangisan karena sedih jika aku merasakannya. Sampai tangisan karena aku menahan amarah yang sangat sulit sekali untuk ku jelaskan. Untuk kesekian kalinya aku mendapati situasi seperti ini. Situasi dimana disaat aku sedang lemah seperti ini. Kemudian kau datang untuk membuatku kembali berpikir. Yaah … berpikir. Kenapa kau datang disaat aku seperti ini ? Kenapa kau datang disaat aku sedang memikirkanmu ? Perasaan ini terus memaksa untuk mencari jawabannya. Tapi tak pernah bisa kudapati jawaban  itu. Aku tak tahu aku harus merasa senang sedih ataupun emosi. Yang jelas saat ini, saat kau datang. Hatiku merasa bergetar. Jika aku tau kau masih menyapaku. Meskipun, menyapaku itu bukanlah tujuanmu datang. Yang aku herankan. Kenapa sudah sejauh ini aku masih merasakan getaran itu ? Apa iya rasa itu masih kusimpan untukmu ? Aku sendiri tak tahu. Aku lebih memilih mengacuhkan rasa ini. Karena aku tahu, aku tak akan mendapatkan balasan itu dari kamu. Yang aku tahu saat ini. Rasamu bukan untukku. Tapi untuknya. Yaah … mau tak mau aku harus berlapang dada untuk menerima kenyataannya. Kenyataan dimana memang bukan aku yang kamu mau. Memang tak ada ruang untukku selain dia. Disisi lain aku juga tak akan berusaha untuk menjadi dia. Karena ku sadari memang aku tak seperti dia. Dia yang cantik. Dia yang manis. Dia yang pintar. Dia yang sempurna dimatamu. Ku akui itu semua memang ada di dirinya. Dan itu bukanlah diriku.  Tapi, sampai saat ini yang aku rasakan. Rasa ini masih ada untukmu. Untukmu. Meskipun rasamu bukan untukku :’)
 
Blogger Templates