Social Icons

Pages

Juni 22, 2013

Go to Malang :D

Haiiii….
Selamat ber-Sabtu malam yaa…

Kali ini aku tak punya rencana apapun untuk mengisi malamku kali ini. Well, akhirnya aku memilih untuk menulis saja. Perkara ada yang mengajak keluar atau tidak itu urusan nanti. Haha. Entah siapa sosok yang mempunyai ide untuk mengajakku keluar. Paling-paling yaah Mama yang mengajaknya. Soalnya si Adek udah ngerengek tuh dari tadi. Hihi.

Yah, tulisanku kali ini lagi-lagi berisi tentang perjalanan singkatku. Hehe. Sebenarnya aku sudah mau menuliskannya selepas aku pulang dari perjalananku tersebut. And then, rasa capek datang menghampiriku dan merayu diriku untuk segera beristirahat. Dan, baru sekarang mood up-ku muncul lagi untuk menuliskannya. Ah, uda ah. Langsung nulis aja deh. Simak yaa….

Hari Senin kemarin tepatnya tanggal 17 Juni 2013 lalu adalah hari dimana aku harus berangkat ke Kota Malang. Wah, ngapain tuh ? Liburan yaa ? Seru gak ? Nahlo, liburan ? Engga kok. Kemarin aku pergi kesana untuk melakukan serangkaian dari perjuanganku pada bulan lalu. Yuhuuu, berhubung aku sudah ketrima di salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia akhirnya aku harus melakukan daftar ulang demi masuk pada sekolah tersebut. Perjalananku dimulai dari pukul 15.00 WIB. Aku berangkat dari rumah dijemput dengan menggunakan travel. Aku berangkat bersama Mama dan seorang temanku yang bernama Widia. Yah, kami merupakan penumpang pertama yang dijemput. Alhasil, kita berputar-putar ria mencari alamat penumpang yang lain. Haha. Akhirnya travel yang kita tumpangi pergi meninggalkan Jember sekitar pukul 17.00 WIB. Selama perjalanan, aku hanya bias berdiam diri saja. Jika ditanya hanya bias mengangguk dan menggeleng saja. Why ?  Yah, satu kata saja lah yaa. Mabuk. Haha. Segede gini masih mabuk ? Oh, damn ! Yah, aku lupa minum antimo ternyata. Satu-satunya harapanku saat itu adalah berhenti kemudian cari antimo. Dan akhirnya, harapanku terkabul. Travel yang aku tumpangi berhenti di salah satu rumah makan yang bernama “Waroeng Kencur” di daerah Probolinggo sekitar pukul 19.15 WIB. Semua penumpang yang ada di travel tersebut keluar untuk mencari makan atau hanya sekedar melepas lelah dengan minum kopi atau sejenisnya lah. Aku, Widia, dan Mama memesan makanan dan kemudian aku bergegas untuk berburu antimo. Haha. Tak lama kemudian, aku berhasil menemukannya. Tenang rasanya. Berharap supaya sisa dari perjalananku tersebut bisa kuhabiskan dengan tidur tanpa merasakan bagaimana mualnya diriku. Makan selesai. Minum antimo pun selesai. Kita semua kembali masuk kedalam mobil yang sudah terparkir tersebut. Kami semua melanjutkan perjalanan dengan tujuan Malang. Aku tak tahu apa saja yang terjadi selama perjalananku tersebut. Why ? Kan, aku tidur. Haha. Kemudian, aku terbangun karena getaran hape yang ada di genggamanku sekitar pukul 21.30 WIB. Dan ternyata aku terbangun disaat yang tepat. Welcome, Malang. Hahaha. Kemana aku selanjutnya ? Yah, sebelumnya aku sudah janjian lewat SMS dengan salah satu kakak kelasku dahulu. Siapa dia ? Dia bernama Mbak Tiwi. Dua tahun diatasku. Beberapa hari yang lalu aku ditawari untuk bermalam dikosannya. Wah, makasih banget Mbak. Hehe. Kita pun tiba di depan kosan Mbak Tiwi. Dan ternyata orangnya pun sudah menungguku diluar.

Setelah kita masuk dan berleyeh-leyeh sejenak, kemudian Mbak Tiwi mengajakku untuk keluar menuju kampusku yaitu Universitas Brawijaya. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Dengan tujuan, supaya esok hari aku tidak kebingungan mencari jalan dan mencari gedung “Samantha Krida” sebagai tempat dimana daftar ulang diadakan. Tak lupa membawa jaket, aku pun langsung meluncur dengan mengendarai sepeda motor dan hanya berdua dengan Mbak Tiwi. Setelah paham jalan menuju Gedung Sakri, Mbak Tiwi mengajakku untuk keliling kampus UB untuk melihat gedung-gedung fakultas yang ada disana. Seluruh areal kampus UB sudah dilewati, dan kami pun langsung kembali ke kosan Mbak Tiwi. Sesampainya disana langsung bersiap untuk tidur dan berharap keesokan harinya sudah bangun dalam keadaan yang lebih fresh.

Well, jam 04.30 WIB aku sudah bangun dari tidurku. Hawa dingin khas Malang mulai merasuk. Kemudian bergegas untuk sholat Subuh dan kemudian mandi. Dingin meeeen. Yah, demi daftar ulang deh. Setelah semuanya siap. Kita pun berangkat meninggalkan kosan pukul 06.30 WIB dengan menggunakan angkot dengan tulisan “AL”. Setengah jam perjalanan, akhirnya kita pun sampai di tempat yang dituju. Apa yang terlihat ? Ya ampun, segitu banyaknya tuh orang semua ? Padahal kan jadwalnya dimulai jam 08.00 WIB. Duh, jam segini aja udah antri gimana jam delapan ntar ? Akhirnya dengan berbekal perut yang kosong aku memberanikan diri untuk berada di tengah-tengah mereka. Di tengah-tengah 3900 orang. Waw banget lah yaa.
Ah, 45 menit berdiri, berdesakan, berebut untuk masuk ke dalam Gedung Sakri. Dan setelah aku mendapat giliran untuk menuliskan absen pada selembar kertas dan kemudian mendapatkan sebungkus roti dan sebotol air mineral aku pergi untuk mencari tempat duduk. Setelah penyerahan rapot untuk di verifikasi aku menunggu selama 3 jam sambil mendengarkan bnyak orang yang berbicara dalam forum tersebut. Dan disanalah aku bertemu dengan teman baru yang ku kenal lewat twitter. Dia bernama Sylvie dan Nadya. Mereka berasal dari daerah yang berbeda denganku. Sylvie berasal dari Sidoarjo dan Nadya berasal dari Lampung. Senag dong bertemu dengan teman baru yang satu jurusan denganku. Hehe.

(ini suasana didalam Gedung Samantha Krida 3900 orang)

Tepat pukul 11.00 WIB aku pergi meninggalkan gedung Sakri. Diluar Mama dan Widia telah menungguku. Dan diluar gedung pun aku bertemu dengan kakak kelasku lagi. Kali ini bukan Mbak Tiwi lagi. Dia adalah Mas Agung. Kami berempat mengobrol. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12.15 WIB. Kami bergegas meninggalkan tempat dan menuju ke masjid yang ada di dekat gedung Sakri untuk melaksanakan sholat Dhuhur. Hari mulai gelap. Bukan karena malam hamper tiba, tapi karena hujan akan segera datang. Akhirnya kami bertiga berpamitan pada Mas Agung untuk segera meninggalkan tempat. Disisi lain, aku ingin mengejar jadwal keberangkatan kereta api. Di jadwal, kereta api Tawang Alun jurusan Malang-Jember berangkat pada pukul 14.45 WIB.
Keluar gerbang Universitas Brawijaya, kita disambut oleh ribuan air yang jatuh membasahi kepala. Segeralah kita mencari angkot untuk membawa kami pulang ke kosan. Sekitar pukul 13.00 WIB kami berhasil melewati jalanan yang macet dan sampai di kosannya Mbak Tiwi. Disana aku tak berlama-lama. Aku cepet-cepet packing dan kemudian langsung berpamitan kepada Mbak Tiwi untuk langsung pulang dan meninggalkan Widia bermalam satu hari lagi disana karena jadwal daftar ulangnya masih keesokan harinya. Jam 13.45 WIB tepat aku meluncur menuju stasiun Kota Malang Baru. Dan kami pun sampai disana pukul 14.15 WIB. Setelah berhasil mendapatkan tiket kami berdua keluar stasiun dan mencari bakso Malang. Haha. Lumayan lah buat suasana saat itu yang sedang basah. Cepat makan bakso dan kemudian cepat kembali ke stasiun. Sesampainya di stasiun ternyata keretaku telah menunggu. Segera naik dan mencari nomor kursi yang sudah tertera. Dan akhirnya duduk dan pulaaaaaaaaaaang (kali ini gak pake mabuk) Hahahaha…..
Sampai di Jember pukul 19.31 WIB.


(oskab Ngalam depan stasiun Kota Baru)


Juni 07, 2013

Kapten Bhirawa Pencuri Hatiku

8 bulan yang lalu, kau meninggalkanku dalam keheningan yang begitu dalam. Disaat aku benar-benar berharap bisa menempuh hidup bersamamu, kau malah pergi meninggalkanku. Bukan, bukan pergi meninggalkan untuk memutuskan tali kasih ini. Yah, kamu pergi untuk menjalankan kewajibanmu demi membela kebenaran. Kamu begitu mencintai Tanah Air ini. Tapi aku pun juga tak merasa iri karena rasa cintamu terbagi dengan banyak hal. Aku tetap mencintaimu Kapten. Berharap kamu tidak hanya menjadi pemimpin bagi prajurit-prajuritmu. Tapi aku juga berharap kamu akan menjadi pemimpin dalam jalinan kasih rumah tangga kita kelak. Oh, Kapten Bhirawa yang sungguh menawan.

Semenjak kepergianmu ini, aku selalu mengkhawatirkanmu. Aku selalu berdoa yang terbaik untukmu. Aku mengingat disaat kita pertama bertemu. Di kampung halamanku ini kamu menorehkan kisah yang sangat indah. Yah, Surabaya punya cerita tentang kita. Aku tak mungkin melupakan semua kejadian berharga saat itu sedikit pun. Meskipun kita berada di tempat yang berbeda saat ini, tapi kita masih tetap memandang bulan yang sama. Ah kulihat wajah dirimu di bulan itu. Aku rindu dirimu Kapten.

Di kala ku terbangun di pagi hari. Aku lekas bangun dari tempat tidurku dan kemudian berlari ke luar rumah dan duduk di teras rumah demi menunggu seseorang. Kali ini aku bukan menunggu Kaptenku kembali. Aku menunggu bapak-bapak yang setiap harinya mengelilingi kampungku dengan sepeda kayuhnya yang tua itu. Itu adalah Pak Pos yang selalu berbesar hati untuk mengirimkan berlembar-lembar amplop. Entah itu kabar sedih atau bahkan sebaliknya Pak Pos itu juga tidak tahu. Setiap pagi aku selalu menanyakan kepada bapak paruh baya tersebut, "Adakah surat untukku ?". Bapak itu tersenyum. Senyum yang manis dan kemudian berkata, "Ini surat buat Neng cantik". Ah, bapak itu membuat hatiku berlari-lari ditaman bunga. "Terimakasih Bapak" kuucapkan juga dengan senyum yang ikhlas untuk Bapak itu.

Ku berlari menuju kamar. Tak sabar ku membuka isi dari amplop tersebut. Amplop berwarna merah hati dengat tulisan "Untuk bidadari yang setia menungguku". Ah, aku semakin rindu. Meskipun ini bukan Surat Cinta yang dikirimkan oleh Kapten, tapi aku tetap selalu menunggunya. Yah, meskipun aku berharap tak hanya suratnya yang datang menghampiriku. Tapi aku sudah cukup senang bisa membaca tulisan ini Kapten. Cepatlah pulang dan mintalah aku pada orang tuaku.


Juni 03, 2013

Mei yang Indah

“Alhamdulillah..... Terimakasih ya Allah...”

Itu satu-satunya kata yang bisa terucapkan. Itu artinya, semua perjuangan, pengorbanan, usahaku telah menemukan jawabannya. Dan bulan Mei, mampu menjawab semuanya. Sungguh Mei yang indah. Ini semua berakhir dengan senyuman, tangis bahagia, canda tawa, dan semua kebahagiaan yang tak dapat tergambarkan dengan jelas. Ucapan syukur kepada-Nya pun tak henti-henti ku panjatkan. Aku tahu semua ini takkan terjadi tanpa kehendak-Nya. Tak luput juga ku ucapkan banyak terimakasih kepada semua orang yang telah mendoakan saya. Semua teman yang membenci saya, karena mereka saya berusaha untuk terus menjadi baik. Terimakasih semua dulur-dulur yang men-support saya ketika saya pesimis. Dan yang terpenting, terimakasih Mama yang tak habis-habisnya memarahi saya dan tak henti-hentinya berdoa demi saya. Ah, Mama satu-satunya alasanku untuk tetap terus berusaha dan menjadi anak yang bisa membanggakan. Setidaknya aku tak ingin mengecewakannya. Dan Alhamdulillah, Mama tersenyum padaku. Senyum yang ringan, tapi penuh makna. Terasa semuanya berjalan tanpa beban. Terimakasih ya Allah, Engkau memberiku kesempatan untuk membuat Mama tersenyum seperti itu. Sungguh Mei yang indah ?

Mengapa aku begitu mengagumi bulan Mei lalu ? Bagaimana tidak, jika semua jawaban dari semua usahaku semuanya disimpan rapat-rapat pada bulan Mei. Tak lagi, bulan Mei adalah bulan dimana Mama dan Adikku berulang tahun. Ah, sungguh istimewa. Tapi, tak sedikit juga aku mengalami kekhawatiran. Yaaah, hampir setiap hari menjelang pengumuman aku merasakan kegelisahan yang luar biasa.  Itu dulu, lain lagi sekarang. Kini, aku tengah menikmati buah dari kerja kerasku. Ya, selalu ada hadiah untuk dia yang mau berusaha.

Yang pertama, pada tanggal awal bulan Mei tepatnya tanggal 3 ada pengumuman yang menyatakan kelolosan seleksi administrasi sebuah perguruan tinggi di Jember yaitu, Politeknik Negeri Jember. Yah, pada malam sebelumnya saya sengaja tidak ingin tidur demi melihat pengumuman tersebut yang diumumkan melalui website. Pada saat itu jam telah menunjukkan pukul 00.00. Segera saya membuka website dari sekolah tersebut dan kemudian mendownload pengumuman tersebut. Dan Alhamdulillah, seleksi tahap awal lolos. Itu artinya, saya harus mengikuti tahap seleksi yang selanjutnya.

Yang kedua, tepatnya pada tanggal 13 Mei adik saya yang paling kecil merayakan ulang tahunnya yang ke 7 tahun. Dan saat itu pula aku harus mengikuti tes yang merupakan tahap selanjutnya dari sekolah yang sebelumnya. Pagi-pagi saya sudah berada di kampus Polije. Saya mendaftar lewat jalur PMDK jadi saya harus mengikuti tes kesehatan dan wawancara. Untunglah kali ini saya tidak mengikuti tes yang berteman dengan soal-soal. Hihi. Berjam-jam saya menghabiskan waktu di kampus tersebut. Setelah saya mengikuti tes kesehatan dan mendapatkan keterangan bahwa saya dinyatakan ‘Sehat’ kemudian saya melanjutkan untuk mengikuti tes selanjutnya yaitu, wawancara. Dan disana saya juga masih harus menunggu giliran untuk dipanggil. Tak lama kemudian nama saya dipanggil juga. Sempet ndredek juga lah yaa. Hehe. Setelah beberapa menit, akhirnya saya keluar juga dari ruangan yang ber-AC tersebut. Aaah, lega rasanya. Dan hasilnya akan diumumkan seminggu kemudian.
adik saya memakai baju berwarna pink
selamat ulang tahun adik

Yang ketiga, malam Senin pada tanggal 19 Mei saya sengaja lagi untuk tidak terlelap. Yah, esok harinya pada tanggal 20 Mei pengumuman dari hasil tes wawancara sebelumnya akan keluar. Gelisah pasti melanda. Namun, sempat kecewa karena sampai pukul  01.00 pengumuman pun tak kunjung keluar. Yah, sampai akhirnya saya terlelap dengan sendirinya. Esok harinya pun saat saya terbangun, pengumuman tersebut tak kunjung muncul. Alhasil, semakinlah gelisah. Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke sekolah berharap ada informasi yang aku dapatkan. Dan ternyata sama saja tak ada apa-apa. Saya dan teman-teman yang sama-sama menunggu pengumuman tersebut malah disuruh menunggu sampai nanti malam. Kemudian, aku dan beberapa temanku memutuskan untuk pergi kerumah salah seorang kerabat Mama yang kebetulan juga seorang perias. Untuk apa saya pergi kesana ? Yah, empat hari lagi akan ada acara wisuda kelulusan saya. Dan saya pergi kesan bertujuan untuk mempersiapkan segalanya yang dibutuhkan. Setelah beberapa menit saya disana, akhirnya saya pun pulang. Di dalam perjalanan, saya mendapatkan sms dari salah satu teman saya yang memberitahu bahwa pengumuman hasil tes wawancara telah keluar. Dan saya pun langsung menambah kecepatan motor saya karena sudah tidak sabar ingin melihat hasilnya. Dengan perasaan yang gelisah, saya pun tiba dirumah. Segera saya membuka website dari sekolah tersebut, dan kemudian men-download. Ah, sungguh menegangkan. Dengan cepat saya mencari nama saya. Berharap nama saya terselip diantara banyaknya orang. Dan Alhamdulillah, saya lolos lagi. Itu artinya saya diterima di sekolah tersebut. Ya Allah, terimakasih. Oh yaa, hari ini Mama juga ulang tahun. Ah, ini semua melengkapi kebahagiaan Mama. Ini semua untuk Mama.
Love you, Maa
Selamat ulang tahun Mama

Yang keempat, ini puncak dari semuanya. Yah, hari Jumat tanggal 24 Mei 2013. Kelulusan tingkat SMA akan diumumkan. Yang sudah lulus pasti merasakan sensasinya menunggu detik-detik menegangkan ini. Malam harinya pada pukul 23.00 saya memutuskan untuk tidur sejenak. Berharap aku bisa bangun tengah malem. Dan akhirnya aku bangun jam 00.30 karena di miscall salah satu teman saya yang dikarenakan smsnya gak dibales. Hahaha. Aku bangun dan kemudian langsung berselancar di dunia maya berharap ada sesuatu yang bisa aku dapatkan. Dan akhirnya aku tak mendapatkan apapun dari dunia maya tersebut. Akhirnya saya harus menunggu sampai acara wisuda dimulai. Dan Alhamdulillah. Lagi-lagi saya harus mengucapkan syukur kepada Allah atas apa yang telah dilimpahkan-Nya. Sekolahku lulus 100 persen. Iya, Alhamdulillah. Meskipun hanya mendapatkan kata ‘Lulus’ tersebut itu sudah mengurangi banyak kegelisahan padaku. Terimakasih ya Allah.....

Yang kelima, masih pada tanggal dan hari yang sama 24 Mei. Hari ini juga aku mendapatkan pengumuman dari hasil tes yang telah aku ikuti sebulan sebelumnya. Pada saat aku pergi ke Surabaya lalu. Yah, disini aku bersedih. Aku gagal masuk kesana. Yah, gagal. Tapi kalau kata orang ‘Gagal adalah awal menuju kesuksesan’. Aku hanya bisa mengamini. Semoga saja itu benar terjadi. Tapi aku tetap bersyukur. Terimakasih ya Allah, engkau pasti punya rencana yang lebih baik dari ini. Aku percaya itu.

Yang keenam, dan ini yang terakhir. Di penghujung bulan Mei ini. Tepatnya pada tanggal 27 Mei yang sebelumnya akan diumumkan pada tanggal 28 Mei. Hari ini, pengumuman hasil seleksi SNMPTN tanpa tes akan diumumkan. Ah, gelisah lagi. Entah, ini sudah kegelisahanku yang keberapa. Haha. Pengumuman ini akan menentukan dimana saya akan bersekolah. Pengumuman ini dibuka pada pukul 16.00. Yah, detik-detik menjelang jam tersebut saya tak bisa mengkontrol detak jantung saya. Dan jam yang telah ditunggu-tunggu pun tiba. Buka website-nya, masukkan nomor dan password untuk login. Taraaaaaaaa. Alhamdulillah lagi. Terimakasih ya Allah. Iya, saya berhasil bertanding melawan ratusan ribu orang yang mendaftar. Ah, terharu. Langsung saya mengabari Mama yang pada saat itu masih berada di kantor. Mama, ini semua untuk Mama. Alhamdulillah, saya masuk di Universitas Brawijaya.
Alhamdulillah


Terimakasih ya Allah. Engkau masih memberiku kesempatan untuk bangkit. Kesempatanku untuk menunjukkan bahwa aku bisa. Kesempatan untuk membuat Mama tersenyum. Sunggu Mei yang indah.

Mei 20, 2013

Takdir atau Hanya Ketidaksengajaan ??


Entah aku harus memulainya darimana. Aku gaktau apa yang sedang terjadi pada diriku maupun hidupku. Semua berjalan tanpa aku kendalikan. Terjadi seperti halnya air yang mengalir. Yang tak semuanya bisa mengalir tanpa melewati halangan. Bisa saja air itu menabrak bebatuan ataupun melewati pusaran air yang membuat air itu menjadi berputar mengikuti pusaran tersebut. Yah, deskripsi itu sedikit menggambarkan kehidupan yang sedang terjadi. Tak semuanya berjalan mulus. Sekalipun itu hanya air tak selamanya mengalir tenang.

Aku tak ingin bicara tentang jalan kehidupanku ini. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu yang aku sendiri tak mengerti apa maksud dari sesuatu yang terjadi ini. Mbulet yaah ? Ya, emang mbulet kok. Makanya aku juga bingung. Aku terbayangi pertanyaan yang aku sendiri tak bisa menjawab ini.

Aku dan dia sudah tidak ada apa-apa. Entah, mengapa sampai saat ini aku masih merasa masih ada sesuatu yang mengganjal. Rasanya masih ada yang belum selesai. Entah apa. Aku baru bisa bangkit darinya setelah 6 bulan berjalan. Dan akhirnya sudah 3 bulan aku benar-benar melepasnya. Tapi, selama 9 bulan ini, banyak sesuatu yang ganjil yang tak bisa aku maknai sendiri. Dalam kurun waktu tersebut, aku terus berusaha melawan semua gejolak yang ada dihati ini. Meskipun tak semua usahaku berjalan mulus. Aku mengalami banyak kegagalan. Entah faktor apa saja yang bisa membuatku gagal untuk berusah bangkit. Aku benar-benar ingin melepas semua. Semua. Sampai perasaan ini pun ingin aku lepas. Aku tak ingin terus terbayangi olehnya. Aku ingin semua terjadi biasa saja. Tanpa ada perasaan yang membuat semua berbeda. Tanpa ada kenangan yang bisa membuat semua menjadi tak nyaman. Yah, aku harus bisa ! Itu yang aku inginkan. Tapi, mengapa banyak orang yang tak bisa mempercayai usahaku ini ? Mereka menganggap aku tak bisa melakukannya. Mengapa tak banyak yang mendukungku untuk memilih jalan ini. Mereka masih menganggap aku punya kedekatan dengannya. Aku tak habis pikir. Tapi itu tak mengubah keinginanku. Aku harus berhasil ! Harus !

Awalnya aku mengira, ada yang salah dari perasaanku karena aku mendeskripskan sendiri. Tapi karena aku tak bisa untuk memendan sndiri dan berusaha untuk menjelajahi pikiranku sendiri, aku mencoba untuk menanyakan kepada beberapa temanku. “Apa bener kalo aku ngerasa gini?”. Dan mereka pun menjawab dengan jawaban yang tak berbeda jauh “Itu namanya takdir”. Ah, aku tak tau. AKu mengira itu semua terjadi karena faktor ketidaksengajaan. Aku yakin. Tapi, setelah beberapa lama. Semua itu terjadi lagi dan berulang-ulang kali. “Apa iya ketidaksengajaan bisa terjadi berulang-ulang kali? Kalo memang gak sengaja tapi kenapa semua sama ? Nyaris tak ada sedikitpun yang berbeda?”

Dia datang disaat aku memikirkannya. Entah memikirkan tentang apa. Entah itu hal senang, sedih, ataupun ketika diliputi oleh amarah. Dia benar-benar hadir. Di dunia nyata ataupun maya dia hadir ketika aku baru saja berpikir tentangnya. Senang ? Sedih ? Gak tau. Yang jelas itu yang bisa menghambat proses bangkitku menjadi susah.

Bagaimana tidak ? Disaat aku sudah hampir berhasil melepaskannya, Lah dianya malah nongol gitu aja. Udah gitu abis nongol langsung ngilang. Haaah. Itu pun tak hanya terjadi sekali, duakali, ataupun tigakali. Yaaaaaaah, berkali-kali ! Takdir ataukah ketidaksengajaan ? Mungkin kau yang disana tidak akan mengerti mengapa sampai terjadi serumit ini. Aku sendiri tak bisa memaknai ini.

Takdirkah atau hanya ketidaksengajaan ?
Jika takdir mengapa terjadi seperti ini ?
Jika ketidaksengajaan mengapa terjadi sesering ini ?

Mei 16, 2013

New Nephew :D

Tok.. tok.. tok..
Assalamualaikum... Permisi...

Tak lama kemudian, pintu pun terbuka. Terlihat seorang wanita dengan menggendong seorang adik kecil yang imut. Hihihi. Yap, wanita itu adalah kakak sepupuku. Yang telah memutuskan untuk berkeluarga 2 tahun silam. Dan Alhamdulillah tahun lalu pasangan tersebut telah dikaruniai buah hati yang imut seperti tante mudanya ini. Hihihi.
Add caption
AISYAH NIRADIAH MARJAN ENDRIANTO
SURABAYA, 02 APRIL 2012
Yah, kemarin bisa dibilang “pandangan pertama awal aku berjumpa” hahaha. Sayangnya dulu aku tak bisa melihatnya pada saat masih bayi dahulu. Dulu aku tak bisa pergi kesana dikarenakan ada suatu halangan yang menyebabkan aku harus tinggal dirumah tanpa ikut keluargaku yang lain untuk melihatnya. Nah, akhirnya kemarin ada kesempatan untukku bertemunya.
Ais, aku memanggilnya. Adik kecil yang suka lari-lari. Ya, dia suka banget lari-lari keliling rumahnya, tanpa menghiraukan rasa capek. Sungguh lucunya. Pipinya yang menggemaskan membuatku tak henti-hentinya menciumnya. Uh, sungguh lucu sekali. Aku rindu.
Wah, aku senang punya keponakan ! Tapi disisi lain, aku juga sudah jadi tante. Hahaha. Tante muda yang baik hati. Ais, memanggilku dengan sebutan Auntie. Biar gak kelihatan tua-tua banget lah yaa. Hihihi.
Keponakan baru, jabatan baru. Bye.
 dari kiri ke kanan
(emaknya ais, utinya ais, ais, mamaku, aku)

 mamaku sama ais

 tante barunya ais yg cantik kyak ais :D

Mei 07, 2013

Go To Surabaya


Jumat, 3 April 2013 Pukul 09.15 kereta Sri Tanjung yang datang dari arah Banyuwangi tiba di stasiun Jember. Saat itu juga aku langsung memberikan tiketku kepada seseorang yang sengaja menjaga didepan pintu masuk ke dalam stasiun. Setelah aku memberikan tiket dan e-KTP kemudian juga mendapatkan stempel yang bertuliskan ‘Telah Diperiksa’ yang telah diberikan oleh seorang laki-laki itu, akhirnya aku berhasil masuk ke dalam stasiun untuk kemudian naik ke dalam kereta api Sri Tanjung yang telah parkir di dalam stasiun tersebut. Pada hari itu, aku akan pergi menuju ibukota Jawa Timur yang bernama Surabaya. Dan dikarenakan keesokan harinya pada hari Sabtu, 4 April 2013 aku akan kembali berperang dengan soal-soal yang membuat kepala menjadi nut-cenut. Yah, aku kembali mengikuti serangkaian tes demi mendapatkan sekolah setelah aku lulus nanti. Sekarang aku cuma bisa berharap dan berdoa aka nada mukjizat yang aku terima. Amin.

Yah, setelah kereta berjalan selama kurang lebih 3 jam lamanya akhirnya aku sampai di stasiun Sidoarjo. Tepatnya pada pukul 12.25. Aku sengaja turun di stasiun tersebut karena menurutku itu stasiun yang terdekat dari tempat tesku esok hari. Pada hari itu aku hanya ingin tau bagaimana kondisi tempat tesku tersebut. Bisa dibilang survey lokasi gitu deeeeh. Hehehe. Aku turun dari kereta dan kemudian keluar dari stasiun tersebut. Setelah keluar dari stasiun itu aku harus berjalan sekitar 500 meter untuk mendapatkan angkutan umum berwarna kuning (kalau di Jember disebut Lyn) dengan jurusan ke arah Joyoboyo. Angkutan umum tersebut pun telah aku dapatkan dan pak sopir pun telah memainkan setirnya. Sekitar pukul 14.00 aku sampai di tempat tujuanku yaitu Universitas Bhayangkara yang terletak di jalan A. Yani disebelah Kantor Kepolisian Daerah (Kapolda). Karena waktu hampir menuju ke Ashar, akhirnya tempat tujuan awalku mencari Masjid di sekitar kampus tersebut. Setelah selesai melakukan shalat Dhuhur, aku capcus mencari ruangan mana yang akan aku singgahi esok hari.

(Data Pendaftaran)

(Kartu Tanda Peserta Ujian Masuk)


Aku mendapatkan nomor yang bisa dibilang cukup muda sih yaitu 350187. Dan akhinya aku mendapatkan ruangan yang bernomor A23 yang terletak di lantai 2 gedung Fak. Ekonomi I. Yah, setidaknya aku sudah tau dimana lokasinya dan sekiranya tak akan membuatku kebingungan esok hari. Setelah aku mendapatkan ruanganku, aku kemudian menuju kantin yang ada di kampus itu. Laper. Itu yang bisa tergambarkan pada situasi saat itu. Sesuatu yang wajar karena sebelum berangkat tidak ada ritual sarapan pagi yang kulakukan haha. Ditambah lagi energi yang aku punya habis terkuras karena situasi yang hot sekaleeee yang menyebabkan keringat bercucuran. Huft. Makan dan minum pun selesai. Aku harus melanjutkan perjalananku yang masih lumayan panjang.

Setelah keluar dari Ubhara (Univ. Bhayangkara) aku melanjutkan perjalananku masih dengan menggunakan angkutan yang sama. Aku pun mendapatkannya. Sampai akhirnya aku harus turun di tujuan terakhir angkutan tersebut yaitu Terminal Joyoboyo. Kemudian aku kembali menaiki angkutan umum yang berbeda. Kali ini aku naik mobil kijang berwarna coklat dengan jurusan Manukan. Ku duduk samping pak supir yang sedang bekerja. Hahaha. Perjalanan saat itu lama sekali. Yang membuat lama saat itu adalah hari Jumat ditambah lagi waktu pulang kerja para pekerja-pekerja yang menyebabkan “Macet”. Panas pun saat itu tak dapat di tolerir. Belum lagi polusi yang dikeluarkan oleh kendaraan-kendaraan bermesin, gedung-gedung tinggi yang banyak kacanya, asap rokok. Ah, mungkin itu sudah biasa di kalangan orang-orang sana. Aku hanya bisa diam dan terpaksa menikmati situasi yang terjadi saat itu. Sampai akhirnya aku sampai di Terminal Manukan pukul 16.35. Tempat tujuanku pertama kali setelah turun dari mobil adalah mencari minuman dingin yang bisa menyegarkan tenggorokanku yang sudah mulai mengering. Perjalanan belum selesai, aku belum sampai di rumah budheku yang ada di perumahan Perhutani. Aku kembali melanjutkan perjalanan yang tinggal sedikit lagi dengan menggunakan Bentor (Becak Motor) begitu orang sana menyebutnya. Setelah 15menit perjalanan dengan Bentor, akhirnya aku sampai di depan rumah budheku tersebut. Alhamdulillah.

*Note : Kereta Api saat ini sudah mengalami kemajuan di banding dengan keadaan yang dulu-dulu. Kelas ekonomi pun saat ini bisa menikmati fasilitas AC dengan harga tetap. Dan saat ini kita tidak perlu berebutan tempat duduk karena nomor kursi pun telah ditentukan
 
Blogger Templates