Social Icons

Pages

September 04, 2012

MIRIS sekali !

Sore ini , aku terbebas dari aktifitas sehari-hariku. Biasanya sih kalo belum hampir maghrib, aku masih ada disekolah. Yaah, seperti biasa. Menghabiskan waktu diluar rumah dan berkumpul dengan sodara-sodara di organisasiku itu lebih menyenangkan. Tapi, ada yang berbeda untuk hari ini. Hari ini, aku terpaksa meliburkan diri dari aktivitas yang ada disekolah dan tentunya acara berkumpul itu tidak ada.
Seharian ini aku hanya dirumah saja. Tidur, makan, nonton TV, onlen, dan aktivitas yang membosankan lainnya. Sampai tak terasa ternyata hari pun beranjak petang. Saat itu aku sedang tidur-tiduran dan menonton TV. Tapi aku tidak menemukan acara yang bener-bener pas buat dilihat. Aku terus memencet nomer-nomer yang ada pada remote demi mendapatkan sebuah acara yang pantas untuk ditonton. Sampai akhirnya aku menemukan acara yang aku cari pada salah satu stasiun TV. Acara yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk semuanya.
Ini tentang salah satu pulau yang ada di wilayah pantai utara Banten, yaitu Pulau Panjang, Pulau yang jauh dari keramaian kota. Pulau yang terbebas dari  polusi udara. Belum lagi kekayaan alamnya yang melimpah. Yaah, seperti cerita-cerita yang telah ada. Keegoisan orang-orang besar yang telah membutakan mata hati mereka. Yang pada akhirnya semua keindahan alam itu tak terlihat lagi. Yang terlihat hanyalah kemuraman dari orang-orang kecil yang menjadi korban dari mereka.
Bukankah indah jika kita melihat keindahan alam ini dan kemudian kita tersenyum ? Bukankah kita senang menikmati alam ?
Tapi kenapa sebagian orang dari kita malah menghancurkan itu semua dan kemudian membuat senyuman itu menghilang ? Tapi kenapa sebagian orang dari kita yang juga menikmati alam itu malah merusaknya ?
Oh, sungguh disayangkan sekali. Mungkin yang mereka pikirkan hanyalah untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah, dolar, ataupun yang lainnya. Tapi dibalik pundi-pundi yang terkumpul itu ada segudang kesengsaraan bagi mereka yang kehilangan itu semua.
Pulau Panjang, pulau yang berpenghuni inilah salah satu korbannya. Seperti yang aku tonton sore tadi. Melihatnya pun aku menjadi sedih. Mereka, orang-orang yang tinggal disana. Banyak menyimpan kesedihan dibalik wajahnya. Banyak menyimpan masalah kehidupan yang dihadapinya. Dengan terpaksa mereka harus pasrah menerima semua kenyataan yang ada didepan matanya. Kehilangan eksotisme alam, tempat tinggal yang layak, sampai kehilangan mata pencahariannya !
Yaah, adanya pertambangan pasir laut yang ada di sekitar pulau mereka. Itulah penyebab mereka ataupun kita kehilangan itu semua. Pekerjaan mayoritas orang-orang sana adalah sebagai nelayan dan petani rumput laut. Tetapi, apa yang terjadi jika orang-orang besar itu melakukan tindakan yang merugikan mereka ? Kehilangan pekerjaan yang sudah merupakan mata pencaharian mereka. Yaa, itu yang mereka dapatkan. Orang-orang besar itu mendapatkan uang dan mereka orang-orang kecil malah kehilangan uang. Haha. Sungguh EGOIS sekali. Hanya karena Tergiur Uang Rp.30 M, mereka rela mengorbankan orang-orang yang ada dibalik mereka! Belum lagi kehilangan biota-biota yang ada dilaut karena pengaruh limbah dari pertambangan tersebut. “Kami minta kepada Bupati Serang, agar segera mencabut ijin penambangan pasir laut diwilayah perairan teluk Banten sekitar Pulau Panjang, karena akan merusak biota laut,” kata Asep, salah satu massa aksi dari unsur IKMBP. (dikutip dari barakindonesia.com)
Hingga kini, para nelayan tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Karena mereka kehilangan biota laut yang ada. Sedangkan para petani rumput laut yang dari dulu telah mengembang-biakkan rumput laut, kini nasibnya pun sama. Sama-sama menyedihkan. Pada saat panen, mereka tidak menemukan kualitas yang baik dari hasil panennya tersebut. Mereka kehilangan itu semua. Sampai kapan ini akan berhenti ? Sungguh miris sekali !
30.000 Tanaman Bakau Mati, kurang hancur gimana alam kita ? Tanaman bakau sebanyak itu hilang hanya sekejap. Mau jadi apa kelanjutan negeri ini ? Pasalnya, penambangan pasir yang dilakukan sejumlah perusahaan penambang itu juga menyedot kantong lumpur yang menjadi biota tanaman Bakau. Sungguh ironi sekali ! "Sekarang jumlah pohon Bakau dan Mangroove di Desa Banten yang mati sebanyak 30.000 pohon. Ini akibat dari penambangan pasir laut yang terjadi selama bertahun- tahun," ujarnya Rabu (7/3) seperti dikutip matabaca. Ia menambahkan, dahulu tidak pernah ada abrasi, tapi sejak adanya penambangan pasir laut, abrasi mulai ada. “Akibat penambangan pasir laut, aktivitas nelayan yang menjadi mata pencaharian warga semakin lesu. Ini lantaran biota laut berupa karang rusak,” ujarnya (dikutip dari barakindonesia.com)
bila nanti pohon terakhir, telah tumbang dan tak ada pohon yang lain
bila nanti burung terakhir, telah tertembak mati dan gak ada lagi
bila nanti sungai terakhir, telah tercemar kering dan tak ada sungai
bila nanti ikan terakhir telah disantap dan tak ada lagi
nggak ada waktu lagi tuk menanti
nggak ada lagi kicau burung bernyanyi
yang ada hanya uang, yang ada hanya perhiasan
yang ada hanya lukisan, lukisan pemandangan
nggak ada waktu lagi untuk hanya diam
untuk hanya sekedar duduk dan kemudian mati
(by : Tamasya – Peruculum in mora)

4 komentar:

  1. assalamualaikum.mampir mampir di blog saya y dakwahmutiarahikmah.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam , iyaa .
      ditunggu yaa kedatangan saya :)

      Hapus
  2. Wah beneran miris ya sis, tapi memang sekarang orang-orang berkepentingan memang lebih sering nggak memikirkan efek dari keegoisan mereka itu. Ujung-ujungnya memang masyarakat sekitar yang dirugikan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa , miris banget sis.
      gak mau sedikit menengok dan peduli pada masyarakat sekitar

      Hapus

 
Blogger Templates